Rabu, 15 Juli 2015

makro algae

  1. Caulerpa peltata dengan ciri morfologinya mempunyai talus tegak dengan permukaan stipe halus dan blade berbentuk lembaran, sedangkan model percabangan yaitu pectinate (cabang talus tumbuh pada satu sisi), sedangkan holdfast berbentuk stolon yang tumbuh tegak atau merambat di substrat, berwarna hijau, panjang stipe atau menyerupai batang. Habitat banyak ditemukan di substrat berpasir maupun menempel pada karang dan sering terdapat di zona pasang surut atau intertidal.
  2. Halimeda opuntia dengan ciri morfologinya mempunyai talus kompak, bentuk blade berupa lembaran-lembaran kecil dengan permukaan kasar. Percabangan segmen bertumpuk menjalar dan membentuk pertumbuhan baru. Segmen relatif kecil berbentuk pipih, bulat, dan bergelombang. Warna bagian bawah yang menyerupai blade biasanya berwarna putih dan bagian atas permukaan berwarna hijau tua atau hijau mudah. Tunas segmen baru terletak pada segmen utama pada bagian lekukan. Umumnya habitatnya berada pada sela-sela karang yang hidup atau mati, batu, pecahan karang dan berpasir. Holdfast menyerupai kumpulan akar serabut yang mampu melekat pada substrat maupun partikel pasir.
  3. Halimeda macrophysa dengan ciri morfologinya mempunyai talus kompak, permukaan agak kasar dengan bentuk blade berupa lembaran. Bentuk holdfast atau akar menyerupai serabut. Percabangan dari spesies ini yaitu dichotomus (bercabang dua) atau trichotomus (bercabang tiga), warna hijau tua atau hijau mudah, dimana segmen tepi berlekuk-lekuk. Habitat dari alga ini yakni pada substrat sela-sela batu karang atau menempel pada karang mati, selain itu tumbuh pada daerah pantai yang memiliki perairan yang jernih.
  4. Tydemania expeditionis dengan ciri morfologinya mempunyai talus tegak keras dan bulat, dalam talus utama lurus dengan interval 1 cm antara talus yang lain. Warna hijau tiap gulungan talus, sedangkan pertumbuhan thallinya dengan percabangan dichotomus (becabang dua) atautrichotomus (bercabang tiga). Bentuk holdfast berbentuk rhizoid. Habitatnya pada substrat karang dan berpasir, umumnya dapat ditemukan pada kedalaman 5-30 m kemudian jarang dijumpai di areal terumbu karang.
  5. Valonia ventricosa dengan ciri morfologinya mempunyai talus bulat dengan permukaan halus, berwarna hijau tua, berdinding tipis, melekat pada substrat dengan holdfast berbentuk cakram pelekat, tidak bercabang. Kebanyakan ditemukan soliter, habitatnya banyak ditemukan di zona pasang surut atau daerah intertidal. Hidupnya menempel pada batu karang atau pecahan karang. Kadang juga sebagai epifit pada tanaman lamun. Penyebarannya banyak ditemukan di perairan tropis dan subtropis.
  6. Neomeris annulata dengan ciri morfologinya mempunyai talus silinder, tabung dengan tinggi biasanya mencapai 30 mm. Alga ini memiliki permukaan halus dan licin. Bentuk holdfastnya yaitu rhizoid dan memiliki warna hijau-keputihan atau bagian ujung talus warna hijau dan bagian bawah berwarna putih, percabangan terdapat cabang utama. Habitatnya tumbuh menempel pada substrat batu, karang hidup dan karang mati.
  7. Codium arabicum dengan ciri morfologinya mempunyai talus saling berkaitan antara satu thalli dengan thalli yang lain. Permukaan lunak dan halus. Warna hijau muda atau hijau tua. Bentuk holdfast yang melekat pada substrat yaitu rhizoid. Habitatnya tumbuh menyebar di zona intertidal dan subtidal dengan substrat berkarang atau berpasir.
  1. Dictyota dichotoma dengan ciri morfologinya mempunyai talus berbentuk pipih seperti pita, dengan permukaan talus halus berwarna coklat tua. Pinggiran yang berbentuk blade atau daun yaitu bergelombang atau bergerigi dan ujung daun ada yang runcing, tumpul atau rata. Percabangan dichotomus (bercabang dua) atau trichotomus (bercabang tiga) membentuk rumpun yang rimbun. Habitat dari spesies alga ini yakni substrat berkarang, berbatu dan daerah terumbuh karang.
  2. Colpomenia peregrina dengan ciri morfologinya mempunyai talus lembaran, dengan permukaan licin, halus dan lunak fleksibel (gelatinous). Bentuk holdfast yaitu cakram sederhana, pola warna dari alga ini yaitu merah tua, merah muda atau kecoklat-coklatan. Tidak memiliki percabangan. Berimbun dan tumbuh melekat pada substrat berkarang, berbatu, berpasir dan di daerah sisi luar rataan terumbu karang yang umumnya selalu terendam air laut dan terkena ombak langsung.
  3. Hormophysa cuneiformis dengan ciri morfologinya mempunyai talus tegak, rimbun dan permukaan halus. Bentuk holdfastnya seperti cakram dan rhizoid pendek, yang melekat pada substrat. Bagian pangkal thalli menyerupai tangkai, warna coklat mudah. Percabangannya tidak beraturan dimana cabang-cabang talus tumbuh pada talus utama atau polystichous. Habitat dari spesies alga ini yaitu hidup di zona pasang surut atau zona intertidal dan bagian subtidal dengan substrat berkarang, berpasir dan berbatu.
  4. Turbinaria decurrens dengan ciri morfologinya mempunyai talus yang menyerupai stipe tegak, kasar dan terdapat bekas-bekas percabangan, sedangkan bentuk bladenya yang menyerupai kerucut segitiga dengan pinggir bergerigi dan bagian tengah blade atau daun melengkung ke dalam. Percabangannya ferticillate atau cabang-cabang talus tumbuh dengan melingkari talus sebagai sumbu utama. Holdfastnya berbentuk cakram kecil. Warna hijau tua, hijau tua dan orange.
  1. Amphiroa foliacea dengan ciri morfologinya mempunyai talus bersegmen pendek, pada bagian bawah silindris, sedangkan bagian atas agak runcing. Rimbun dengan percabangan talusdichotomus atau bercabang dua dan dapat mencapai tinggi sekitar 5-10 cm. Substansi talus keras dan rapuh mengandung zat kapur. Habitat spesies alga ini yakni substrat berkarang dan umumnya di daerah rataan terumbu karang.
  2. Actinotrichia fragilis dengan ciri morfologinya mempunyai talus bulat, keras dengan permukaan kasar. Membentuk rumpun dan rimbun, dengan percabangan dichotomus (mendua arah). Melekat pada substrat dengan alat tempel (holdfast) yang kecil berbentuk cakram. Warna merah muda, orange atau pirang.
  3. Gracilaria salicornia dengan ciri morfologinya mempunyai talus bulat, licin, berbuku-buku atau bersegmen-segmen. Alga ini biasanya membentuk rumpun. Sedangkan percabangan talusnya berbentuk polystichous atau banyak cabang pada talus utama. Bentuk holdfast yang melekat pada substrat yaitu rhizoid. Alga spesies ini memiliki warna talus hijau dan kuning di bagian apeks thalli. Habitatnya pada karang, berpasir dan di daerah rataan terumbu karang yang tumbuh menempel.
4. Kappaphycus alvarezii dengan ciri morfologinya mempunyai talus silindris, permukaan stipe licin, dan memiliki duri lunak yang kecil yang terdapat pada cabang-cabang talus. Percabangan talus yaitu dichotomous (bercabang secara dua arah). Spesies alga ini memiliki warna merah, merah-coklat, hijau-kuning. Holdfast berbentuk cakram kecil yang melekat pada substrat. Alga makro ini biasanya ditemukan secara rumpun, untuk di bagian talus atas percabangannya mengecil dan bagian ujung runcing. Habitat umumnya tumbuh pada perairan laut yang jernih yakni pada zona intertidal dan subtidal, sedangkan substratnya umumnya yaitu berpasir, lumpur karang dan efipit pada batu.


Thallus bentuk silindris dengan permukaan licin, cartilagunaeus, warna cokelat tua, hijaukuning atau merah ungu. Ciri khusus secara morfologis, jenis ini memiliki duri-duri yang tumbuh berderet melingkar , berbuku-buku pendek 1-1,5 cm. Percabangan dichotomus tidak teratur membentuk rumpun yang merimbun di bagian atas. Ujung thallus tumpul agakmembentuk lubang. Tinggi rumpun mencapai 5-7 cm (Anonim, 2009). Pada familia ini ditemukan 2 jenis antara lain : Eucheuma serra (gambar 19) dengan ciri-ciri thallus bentuk silendrik berdaging dan kuat dengan bintil-bintil atau duri yang mencuat ke samping, permukaan licin dengan warna thallus merah kecokelatan. Habitat tumbuh di bawah air surut dengan menempel kuat pada batu karang. Jenis ini banyak dibudidayakan sebagai penghasil agar-agar dan bahan makanan lainnya (Romimohtarto, 2005) ,dan Galaxaura rugosa(gambar 20) dengan ciri-ciri bentuk thallus silindris pada bagian pangkal sampai ujung, segmenthallus 0,5-1 cm, bagian ujung meruncing, rumpun lebih banyak membentuk percabangan di bagian atas cabang utama (Anonim, 2009).
Turbinaria memiliki ciri-ciri morfologi, daur hidup, cara reproduksi dan habitat seperti Sargassum hanya saja bentuk filoidnya menyerupai terompet (Setyawan,2000). Ganggang pirang (Turbinariasp.) termasuk ke dalam classis Phaeophyceae karena berwarna pirang karena dalam kromatoforanya terkandung klorofil a, karoten, dan santofil, tetapi terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan yang menyebabkan ganggang itu berwarna pirang. Turbinaria sp. termasuk dalam Ordo Fucales karena talusnya berbentuk pita, kaku seperti kulit, bercabang-cabang menggarpu dan melekat dengan alat pelekat yang berbentuk cakram. Ujung-ujung talus agak membesar dan mempunyai lekukan-lekukan yang disebut konseptakel. Tubuhnya seperti pohon atau semak yang seolah mempunyai akar, batang dan daun. Daunnya menggangsing melebar hingga distal akhir membentuk batas helaian mahkota melalui barisan gigi. Bentuk talus seperti terompet. Habitat dari  Turbinaria sp. (ganggang pirang) yaitu di laut. Vesikula berada di tengah mahkota. Gametangia berongga pada permukaan reseptakel, talus bercabang mempunyai filoid seperti piramida atau corong yang melekat pada sumbu utama. Gelembung udara terletak pada filoid. Pada umumnya species ini ditemukan pada karang dengan pasang surut rendah dan area subtidal sampai ke daerah ke ombak sedang hingga ombak tinggi atau zona terang. Termasuk dalam ordo Fucales karena mempunyai talus berbentuk pita yang ditengah-tengahnya diperkuat oleh suatu rusuk tengah, kaku seperti kulit, bercabang-cabang menggarpu dan melekat pada batu dengan alat pelekat yang berbentuk cakram (Lovelles, 1989).
Menurut literature yang kami dapat bahwa jenis algae yang kita dapatkan mempunyai nama latin Padina Australis Hauck. Algae jenis ini memiliki ciri-ciri bentuk thallus seperti kipas membentuk segment-segment lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial dan perkampuran di bagian permukaan daun.Warna coklat kekuning-kuningan atau kadang kadang memutih karena terdapat perkapur.