Agroforestri merupakan suatu alternative perladangan berpindah, sebagai suatu pendekatan sistematis untuk pengintegrasiaan kembali unsur-unsur dasarnya ke dalam bentuk penggunaan lahan yang produktif, lestari, yang secara politis berada dibawah tekanan penduduk, persaingan penggunaan lahan,tenaga kerja dan input-input produksi lainnya(Abstrak Hutan,1989).
Sistem agroforestri pada umumnya dapat mempertahankan sifat-sifat fisik lapisan tanah atas sebagaimana pada sistem hutan. Sistem agrofoestri mampu mempertahanan sifat-sifat fisik tanah melalui:
- Menghasilkan seresah sehingga bisa menambahkan bahan organic tanah
- Meningkatkan kegiatan biologi tanah dan perakaran
- Mempertahankan dan meningkatkan ketersedian air dalam lapisan perakaran
(Anggi,2012)
Agroforestri merupakan gabungan ilmu kehutanan dengan agronomi, yang memadukan usaha kehutanan dengan pembangunan pedesaan untuk menciptakan keselarasan antara intensifikasi pertanian dan pelestarian hutan, Agroforestri diharapkan bermanfaat selain untuk mencegah perluasan tanah terdegradasi, melestarikan sumberdaya hutan, meningkatkan mutu pertanian serta menyempurnakan intensifikasi dan diversifikasi silvikultur. Sistem ini telah dipraktekkan oleh petani di berbagai tempat di Indonesia selama berabad-abad,misalnya sistem ladang berpindah, kebun campuran di lahan sekitar rumah (pekarangan) dan padang penggembalaan. Contoh lain yang umum dijumpai di Jawa adalah mosaik-mosaik padat dari hamparan persawahan dan tegalan produktif yang diselang-selingi oleh rerumpunan pohon. Sebagian dari rerumpunan pohon tersebut mempunyai struktur yang mendekati hutan alam dengan beraneka-ragam spesies tanaman (Isra, 2011).
Sistem agroforestri sendiri memiliki beberapa manfaat, diantaranya :
1. Manfaat bagi Lingkungan
a. Mengurangi laju aliran permukaan, pencucian zat hara tanah, dan erosi, karena adanya pohon-pohon yang menghalangi terjadinya proses-proses tersebut.
b. Perbaikan kondisi iklim makro, misalnya penurunan suhu permukaan tanah dan laju evaporasi melalui penutupan oleh tajuk pohon dan mulsa.
c. Peningkatan kadar unsure hara tanah, karena adanya serasah/humus.
d. Perbaikan struktur tanah karena adanya penambahan bahan organic yang terus menerus dari serasah yang membusuk.
(Fitriyaji,2009).
2. Manfaat Sosial dan Ekonomi Sistim agroforestry pada suatu lahan akan memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi petani, masyarakat dan daerah setempat. Manfaat tersebut berupa : 1) Peningkatan dan penyediaan hasil berupa kayu pertukangan, kayu bakar, pangan, pakan ternak dan pupuk hijau. 2) Mengurangi timbulnya kegagalan panen secara total, yang sering terjadi pada sistim pertanian monokultur 3) Memantapkan dan meningkatkan pendapatan petani karena adanya peningkatan dan jaminan kelestarian produksi. 4) Perbaikan standar hidup petani karena ada pekerjaan yang tetap dan pendapatan yang lebih tinggi. 5) Perbaikan nilai gizi dan tingkat kesehatan petani dan adanya peningkatan jumlah dan keaneka-ragaman hasil pangan yang diperoleh. 6) Perbaikan sikap masyarakat dalam cara bertani : melalui tempat penggunaan lahan yang tetap.
(Fitriyaji,2009).
Lundgren dan Raintree mengemukakan bahwa Agroforestri adalah istilah kolektif untuk sistem-sistem dan teknologi-teknologi penggunaan lahan, yang secara terencana dilaksanakan pada satu unit lahan dengan mengkombinasikan tumbuhan berkayu (pohon, perdu, palem, bambu dll.) dengan tanaman pertanian dan/atau hewan (ternak) dan/atau ikan, yang dilakukan pada waktu yang bersamaan atau bergiliran sehingga terbentuk interaksi ekologis dan ekonomis antar berbagai komponen yang ada (bpdas,2010).
Agrisilvikultur adalah sistem agroforestri yang mengkombinasikan komponen kehutanan (atau tanaman berkayu/woody plants) dengan komponen pertanian (atau tanaman non-kayu). Tanaman berkayu dimaksudkan yang berdaur panjang (tree crops) dan tanaman non-kayu dari jenis tanaman semusim (annual crops). Dalam agrisilvikultur, ditanam pohon serbaguna (lihat lebih detil pada bagian multipurpose trees) atau pohon dalam rangka fungsi lindung pada lahanlahan pertanian (Nair, 1989; dan Young, 1989).
Model ini menperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah, siklus karbon atau bahan organik tanah dan siklus unsur hara tanah (N,P,K). Model ini meniru dinamika bahan organik tanah, keseimbangan nitrogen dan pospor tanah, erosi tanah dan pertumbuhan tanaman, dengan selang waktu satu tahun. Oleh karena itu model ini menduga jangka menengah dan jangka panjang perubahan tanah dari suatu system agroforestri yang spesifik. Air tanah tidak dimodelkan dalam SCUAF(young ,1997).
tanaman vetiver telah banyak di usahakan di berbagai negara untuk menghambat laju erosi dalam meningkatkan upaya konservasi tanah. Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan di brbagai negara di Afrika, Asia dan Amerika, melalui IPTEKS budidaya yang tepat, maka daerah terjal dekat aliran sungai, terasiring dapat ditanami rumput vetiver untuk menanggulangi erosi DAS dan meningkatkan efisiensi biaya perawatan bantaran sungai, bendungan dan bangunan-bangunan di atasnya. Karena adanya kekuatan geser tanah sudah tidak mampu lagi untuk menahan beban massa tanah jenuh air di sekitar nya. Erosi massajuga banyak di jumpai pada bantaran-bantaran sungai dan tanah yang baru di buat teras. Pada skala besar proses erosi ini di kenal dengan istilah tanah longsor (Utomo, W.H.,1989).
DAFTAR PUSTAKA
Abstrak Hutan dan kehutanan Vol. 1, no 1, 1989. Agroforestry. Proyek Pembangunan perpustakaan Manggala Wanabakti.Jakarta.
Anggi.2012. Agroforestry. http://anggibuana.wordpress.com/ diakses tanggal 08maret 2013
BPDAS. 2010. Jenis Agroforestry http://www.bpdaspemalijratun.net/index.php?option=comcontent&view=article&id=57:jenis-agroforestri diakses tanggal 08maret 2013
Fitriyaji.2009. Agroforestry.http://hijauqoe.wordpress.com/2009/01/03/agroforestry/ diakses tanggal 08maret 2013
Isra.2011.Pola Agroforestry. http://duniaforester.blogspot.com/2012/11/pola-agroforestry.html diakses tanggal 08maret 2013
Nair PKR. 1989. An Introduction To Agroforestry. Kluwer Academic Publihers in cooperation with ICRAF. Netherlands.
Young A. 1997. Agroforestry For Soil Management (2nd Edition). CAB International,Wallingford, UK.
Utomo, W.H.1989.Erosi Dan Konservasi Tanah.IKIP Malang, Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar